Minggu, 21 Oktober 2012

Komputer untuk home recording



zaman semakin canggih, informasi begitu mudah untuk didapat, harga-harga peralatan rekaman dan musik semakin murah, beberapa alat-alat analog pun saat ini sudah bisa digantikan dengan software-software simulator. Mungkin hal-hal diatas adalah beberapa kemudahan yang didapat untuk para sound engineering atau operator hingga musisi saat ini.

Bagaimana tidak, saat ini seorang musisi dari kalangan professional hingga anak SMA pun dapat menjadi sound engginer dengan membuat sebuah studio home recording di dalam rumah atau kamarnya. Dengan bantuan sebuah komputer, software dan beberapa alat pendukung lainnya, seorang musisi bebas berkarya meluapkan materi-materinya untuk dituangkan dalam sebuah lagu maupun album yang siap di edarkan atau di perjual belikan.

Lalu sebenarnya apa alat utama untuk membangun sebuah home recording audio?
Menurut saya yaitu sebuah komputer.

Ya, hanya dengan sebuah komputer dan software sequence seperti fruity loops saja sebenarnya anda sudah dapat membuat musik digital, tanpa memakai alat-alat lain seperti mixer, preamp dan lain-lain.

Lalu komputer seperti apa yang dibutuhkan untuk membuat sebuah home recording studio?
Banyak sekali pertanyaan seperti itu yang ditanyakan ke saya. Namun menurut saya, tidak ada spesifikasi khusus apa dan bagaimana sebuah komputer untuk digunakan sebagai komputer rekaman.

Sebagai contoh, apabila anda seorang freak gamer, pasti komputer anda memiliki VGA yang baik atau bagus untuk dapat memaksimalkan display game yang sedang anda mainkan.

Namun dalam membangun sebuah komputer untuk home recording studio, anda tidak perlu mempunyai VGA dengan spesifikasi yang sangat tinggi, yang perlu anda perhatikan adalah pada bagian soundcard nya.

Game computer = VGA
Recording computer = Soundcard

Untuk hardware-hardware yang lain dapat disesuaikan dengan spesifikasi minimum dari recording software yang anda gunakan. Namun lebih baik spesifikasi komputer anda lebih tinggi dibanding dengan spesifikasi minimum yang diinginkan oleh software nya.

Sebelum saya menjelaskan tentang masing-masih hardware komputer rekaman, berikut adalah spesifikasi komputer yang pernah saya pakai, dan hingga saat ini saya pakai untuk membangun sebuah home recording studio. Dan sekali lagi saya tekankan kepada anda, jangan pernah berkecil hati karena tidak mempunyai komputer dengan spesifikasi tinggi. Karena banyak dari kawan-kawan saya yang belum memulai, namun sudah berkecil hati terlebih dahulu karena komputer yang ia miliki tidak mempunyai spesifikasi yang tinggi.

Saat saya masih SMA, saya memakai komputer dengan spek yang sangat minim atau rendah, komputer ini saya pakai kira-kira sekitar satu tahun lamanya untuk mempelajari rekaman digital. Dengan komputer yang pertama kali saya beli tahun 2003 ini, saya dapat mengenal apa itu audio recording dan apa itu musik digital.
Spesifikasi nya yaitu:
- Prossesor Celeron Pentium 4 1,8Ghz
- Ram ddr1 256mb
- Hardisk ATA 40gb

Dengan spesifikasi tersebut, saya dapat merekam membuat beberapa lagu dengan bantuan fruity loops 5 dan cool edit.

Karena saat itu saya sangat berniat sekali untuk membangun sebuah home recording, akhirnya saya upgrade dengan uang yang saya kumpulkan sebelumnya.
Spesifikasinya antara lain:
- Prosesor Pentium D 3ghz
- Ram ddr2 2gb
- Hardisk SATA 80gb 7200rpm

Dengan komputer tersebut, saya menyewakan home recording tersebut ke band kawan-kawan saya. Banyak sekali ilmu yang saya dapat dari komputer dengan kedua spesifikasi diatas. Karena niat saya semakin bulat untuk membangun sebuah home recording dengan kualitas yang baik. Akhirnya saya menjual komputer tersebut dan merakit komputer baru.
Spesifikasi komputer yang saya rakit yaitu:
- Prosesor Pentium Dualcore 2,6Ghz
- Ram ddr2 2gb
- Hardisk SATA 250gb 7200rpm

Dengan spesifikasi diatas yang saya pakai saat ini, hampir semua software-software recording bisa saya pakai. Beberapa album demo hingga full album yang release pun banyak saya buat dengan komputer tersebut.

Bagaimana? Tidak perlu berkecil hati bukan? Apalagi bila anda mempunyai spesifikasi komputer lebih tinggi dari spesifikasi komputer yang saya pakai saat ini. Sudah pasti anda siap untuk belajar membangun sebuah home recording studio.

Desktop computer atau laptop computer?
Sudah pasti saya memilih desktop. Karena laptop diciptakan untuk yang ingin mobile dan tidak dibuat untuk dipakai sangat lama. Bayangkan, untuk membuat satu buah lagu dengan kualitas yang bagus saja anda memerlukan setidaknya satu shift atau sekitar 6jam. Laptop apabila dipakai sangat lama sudah pasti akan memperpendek umur hardware-hardware di dalamnya. Menurut kawan-kawan yang berdiskusi di forum musiktek, kerusakan yang paling sering terjadi pada hardware harddisk dan lcd. Mungkin karena panas yang timbul dari hardware tidak dapat di olah dengan baik oleh fan atau kipas yang ada di laptop, sehingga udara panas tidak dapat di keluarkan dengan baik.

Tidak seperti komputer desktop, komputer desktop yang saat ini saya miliki hampir di pakai 24 jam full. Entah itu dipakai oleh saya maupun keluarga saya.

Dan juga apabila anda memiliki laptop dan dekstop dengan spesifikasi yang sama. Mungkin performanya akan lebih unggul desktop di bandingkan laptop.

Windows, Mac atau linux?
Dalam pertanyaan ini saya pasti akan menyingkirkan sistem operasi linux. Karena banyak software-software untuk recording yang bagus tidak compitable dengan sistem operasi linux. Anda bisa memilih OS windos atau pun MAC operating system.

Prosesor
Prosesor dapat diasumsikan sebagai "otak" dari sebuah komputer, segala sesuatu yang yang anda perintahkan di olah dan di proses dalam hardware ini. Beberapa software atau plugins rekaman memerlukan prossesor dengan spesifikasi yang tinggi untuk memakainya. Jadi menurut saya alangkah baiknya anda memilih processor yang core nya lebih dari satu, seperti dual core, core to duo, hingga core to quad. Hindari processor atom, celeron dan sejenis nya.

Untuk merk, anda bebas memilih. Bisa prossesor dengan merk Intel maupun prossesor dengan merk AMD dan lain-lain.

Harddisk
Beberapa software recording akan menyita banyak ruang di harddisk anda. Alangkah baiknya juga apabila anda memiliki dua harddisk, ingat dua harddisk bukan dua partisi. Dan juga pilih harddisk dengan kecepatan baca dan tulis 7200rpm atau lebih (kalau ada). Karena beberapa software seperti FX Pansion BFD memerlukan kecepatan harddisk bukan RAM.

Harddisk pertama digunakan untuk menginstal software-software recording nya. Seperti daw hingga plugins-plugins nya.

Hardisk kedua digunakan untuk project-an nya yang berisi audio-audio maupun settingannya.

Alangkah baiknya koneksi yang di pakai adalah SATA bukan ATA.

RAM
Pasti anda sudah mengetahui apa fungsi dari RAM ini. Semakin besar Ram yang anda punya, akan semakin baik. Apalagi beberapa software seperti EZ Drummer akan menyimpan sample sementara di RAM ini. Hindari SDRAM dan DDR1.

Apa butuh VGA dengan spesifikasi yang tinggi?
Tidak, karena kita tidak terlalu membutuhkan display dengan ketajaman yang tinggi bila hanya untuk rekaman. VGA onboard bagi saya sudah cukup untuk komputer recording.

Namun apabila anda ingin memakai dua monitor seperti gambar disamping tersebut, anda tidak bisa menggunakan VGA onboard.

Monitor
Alangkah baiknya anda memakai monitor LCD dari pada monitor CRT. Monitor CRT dapat menimbulkan suara dengung feedback apabila alat intrument yang ingin kita rekam terlalu dekat dengat monitor CRT tersebut. Contoh, apabila anda sedang ingin merekam guitar dan jarak antara guitar dengan monitor CRT terlalu dekat akan bisa menyebabkan suara dengung feedback yang mengganggu. Lampu neon juga bisa menyebabkan suara dengung feedback. Jadi alangkah baiknya apabila anda memakai monitor LCD dan di ruangan anda tidak memakai lampu neon.

Hal-hal lain?
Pilih dengan tepat kipas atau fan. Entah itu fan prosesor maupun fan yang berada di chasing komputer anda. Karena fan bisa menyebabkan kebisingan atau berisik yang sudah pasti mengganggu dan lebih parahnya bisa terekam.

Apabila terasa kurang lengkap atau ada yang ingin ditanyakan, silahkan untuk menulis komentar atau pertanyaan anda di box komentar dibawah. Mudah-mudahan saya bisa memberi solusi atau menjawab. Namun apabila saya tidak bisa menjawab, mari kita berdikusi :D

Kamis, 18 Oktober 2012

Tips untuk vocalist saat rekaman




Bagi yang mau jadi penyanyi atau vocalis yang merekam vocal, mungkin artikel ini cucok banget buat nambah ilmu kalian dalam take vocal / merekam vocal. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam take vocal :
 
1. Artikulasi Kata
Nyanyi adalah ungkapan yang harus disampaikan. Jadi bernyanyilah seperti kita berbicara atau berkata-kata. Maka si pendengar lagu akan bisa menangkap dengan jelas apa yang kita sampaikan. Seandainya kita bicara tidak jelas, maka orang yang kita ajak bicara pun bilang “maaf, anda tadi ngomong apa?” nah itu akan mempengaruhi sekali terhadap hasil take vocal kita. Jadi intinya adalah harus jelas artikulasi kata kita, kalau kita sudah bernyanyi dengan jelas seperti orang berbicara, maka tidak sadar pula bahwa kita sudah bernyanyi dengan padat atau “tight”.

2. Memilih Microphone
Memang tak banyak studio rekaman yang menyediakan pilihan microphone yang banyak. Tetapi bila anda mendapatkan studio dengan fasilitas pilihan mic banyak, manfaatkanlah fasilitas tersebut dan carilah mic yang sesuai dengan karakter/warna vocal anda. Biasanya untuk vocal dibutuhkan polar pattern Cardiod (Unidirectional Mic), yang mana suara hanya tertangkap dari arah depan dan agak berkurang bila anda menyanyi dari sisi mic tersebut.

3. Jarak Mic
Take vocal atau merekam vocal yang bagus adalah berjarak 1 jengkal tangan antara mic dan bibir kita atau 15-24 centimeter, karena bila kita bernyanyi dekat sekali dengan mic, maka akan menimbulkan suara “beb” (letupan) ataupun “desis” (hizzing) yang terlalu berlebihan. Memang ada plugin yang menanggulangi masalah desis itu yaitu “De-Esser” atau hardware pop-filter untuk letupan (plossive), cuma alangkah baiknya kalau itu kita tanggulangi dari saat rekaman. Sebagus-bagusnya alat recording ataupun plugin, tidak bisa sealami orang bernyanyi natural, jadi mulailah belajar untuk bernyanyi dengan jarak yang cukup baik mulai sekarang.

4. Tone Vocal
Banyak yang bilang kalau jaman sekarang rekaman itu, semuanya bisa di atasi dengan peralatan yang serba canggih, itu memang betul sekali. Tapi satu hal yang tidak bisa disamakan antara manusia dan peralatan yaitu “tone vocal” atau karakter kita. Mungkin vocal bervolume kecil bisa di manipulasi dengan berbagai macam peralatan compressor sehingga terdengar menjadi keras. Tapi sesungguhnya vocal itu hanya keras tapi tidak bertenaga (powerless). Untuk dikalangan musisi senior atau pakar audio yang handal, pasti mereka bisa membedakan mana tone asli dan hasil manipulasi alat. Untuk itu, maksimalkan ‘tone vocal’ Anda.

5. Compressor
Fungsi compressor adalah untuk mengompres vocal yang terlalu besar dinamikanya. Nah, sebenarnya manusia sendiri punya compressor. Teriak tapi tidak peak, yaitu dengan cara menahan alunan tenaga dari diaphragm ke pita suara,tetapi tidak mengurangi nada/tone vocal kita. Itulah yang disebut “level control”, di perlukan teknik serta latihan yang cukup untuk dapat menguasainya dengan baik.

6. Soul / Penjiwaan (Rasa)
"…seorang vocalist pun harus belajar bagaimana bisa “memanipulasi” atau memerankan peran yang berbeda dalam setiap lagu-lagu yang akan dinyanyikan.."

Sebenernya semua ini berkaitan antara penjelasan yang satu dengan penjelasan yang lainnya. Soul/rasa/feel itu sangat penting buat seorang penyanyi. Karena rasa itu digunakan untuk menyampaikan apa isi dari lirik lagu yang kita nyanyikan. Menurut saya, vocalist itu sama seperti pelaku peran dalam sinetron atau drama, kenapa? Sebab pelaku peran itu biasanya bisa memainkan emosi/mood yang sesuai dengan peran yang akan diperankannya. Nah, sebaiknya seorang vocalist pun harus belajar bagaimana bisa “memanipulasi” atau memerankan peran yang berbeda dalam setiap lagu-lagu yang akan dinyanyikan..walau dia hanya mengekspresikannya dengan suara doang. Nah disini lah letak pentingnya dinamika bernyanyi, karena bisa memainkan emosi pendengar. Walaupun sesungguhnya sang penyanyi tidak lagi dalam kondisi sedih tapi harus nyanyi sedih. Kalau hal itu sudah dapat kamu pahami dan jiwai, dijamin suara kamu bakal terdengar lebih baik.

7. Review
Setelah take vocal selesai, coba dengarkan lagi tanpa ada satupun plug in atau efek yang menempel di track kita (flat). Apakah kamu sudah maksimal seperti apa yang di bahas dari point 1-6? Apakah kamu sudah ngerasa nyaman dengan hasil suara kamu selama bernyanyi, apakah sudah ada fill/soul/rasanya di setiap kata yang kamu ucap? Cobalah mengulangnya kembali kalau memang belum, sebaiknya dikoreksi supaya mendapatkan hasil yang maksimal.

Memang bernyanyi itu tergantung mood atau perasaan hati, jadi jagalah mood itu baik-baik selama kamu melakukan rekaman vocal. Ulangi lagi esok hari, kalau memang mood itu tidak ada. Have fun and be fun, saya sarankan saat anda melakukan rekaman, jangan tegang dan jangan ragu untuk meminta pendapat dari operator studio, produser atau orang yang berada saat kita rekaman.

8. Tips :
  • Bernyanyilah dengan artikulasi yang jelas !
  • Pilihlah mic yang memperkuat karakter suara Anda !
  • Atur jarak mic dengan mulut dengan benar !
  • Maksimalkan ‘Tone Vocal’ dari dalam diri Anda, bukan dengan bantuan alat !
  • Jaga dinamika suara atau gunakan ‘compressor’ alami yang ada dalam diri Anda !
  • Tunjukkan emosi saat bernyanyi sesuai kebutuhan lagu !
  • Review hasil rekaman suara asli Anda !

GARAGE BAND ARRANGEMENT

RAME-RAME COVER.
Arranged By Afdhal Dzikri

· AKOR/CHORD



Top of Form
·         AKOR/CHORD
·         Akor merupakan satuan nada yang dibunyikan secara serentak dan berfungsi mengiringi lagu, memainkan musik, serta improvisasi. Akor berjumlah ratusan atau bahkan ribuan, mulai dari bentuk C - E - F - G - A - B yang sering dijadikan sebagai akor dasar lagu, sampai akor-akor dominan, seperti CM7 - C7-9 - C13-9 - Dm7-9 - Dm11+5 - Dm11-5+9. Namun, akor-akor dominan tersebut jarang sekali digunakan untuk mengiringi lagu, memainkan musik, maupun membuat karya musik.
·         Lagu dengan irama pop, rock, keroncong, dangdut, dan klasik, biasanya diiringi oleh putaran akor C - F - Dm - G - Am - E atau A - A7 - D7 - E7.
·         Lagu-lagu standar jazz biasanya menggunakan akor dominan CM7 - Dm7 - FM7 - G7, dsb. Itupun tidak semua akor dominan digunakan.
·         Lalu, digunakan untuk apa akor-akor dominan yang jumlahnya banyak tersebut? Mestinya, semua jenis akor dominan apapun dapat digunakan untuk mengiringi berbagai jenis irama musik jika kita mengetahui cara merangkainya atau memadukan dari satu jenis akor dengan jenis akor lainnya. Dari hasil penggabungan tersebut akan melengkapi putaran akor dasar untuk mengiringi berbagai jenis karya musik. Putaran akor dasar lagu yang paling sederhana sekalipun jika dipadukan akan menghasilkan komposisi musik dalam gubahan (arransemen) baru yang akan terdengar indah, ekspresif, harmonis, dan progresif. Salah satu cara menggunakan akor-akor dominan tersebut adalah digunakan sebagai jembatan akor (bridge chord) atau penghubung akor.
·         JEMBATAN AKOR (BRIDGE CHORD) ATAU PENGHUBUNG AKOR
·         Jembatan akor merupakan akor-akor yang menghubungkan satu akor (akor pertama) ke akor berikutnya (akor yang dituju). Jembatan akor berfungsi sebagai pelengkap dan penghias putaran akor dasar lagu, sehingga lagu-lagu yang menggunakan jembatan akor akan terdengar harmonis dan progresif. Akor-akor dominan dapat berfungsi menjadi jembatan akor jika akor pertama yang dihubungkan ke akor yang dituju memiliki pergeseran setengah nada, baik naik maupun turun (descending-ascending substitusi progress).
·         Untuk menggabungkan akor tidaklah mudah, dibutuhkan ketelitian, kecermatan, dan penguasaan harmoni dalam memilih akor-akor yang dapat digabungkan atau sebaliknya. Dengan kata lain, akor-akor mana saja yang memiliki struktur notasi yang cocok dari akor sebelumnya untuk digabungkan ke akor yang akan dituju.
·         Teknik menyisipkan setengah nada ini dikenal dengan istilah non chordal tone.
·         Contoh:
·          Akor Pertama        Jembatan Akor        Akor yang dituju                               
·             CM7                                A7-9                                                    Dm7                                   
·              C                                   A                                    D
·              E                                              Cis                                               C
·              G                                               G                      F
·              B ---------------->  Bes ------------------>  A
·                              Turun 1/2 nada
·         PEMBENTUKAN AKOR
·         Nama Akor
• CM disebut C Mayor
• Cm disebut C minor
• Cdim disebut C Diminished
• C7 disebut C Dominan Septime 7
• Caug disebut C Augmented
Keterangan: akor dominan 7 merupakan akor-akor yang dapat dikembangkan
menjadi dominan 9 - 11 - 13.
·         Hubungan Akor dengan Akor Lainnya
·         • C - F - G
• A - D - E
• D - G - A
• G - C - C
• F - Bes - C
·         Hubungan Pararel dari Akor Mayor ke Akor Minor
·         • C pararel dengan Am
• D pararel dengan Bm
• G pararel dengan Em
• F pararel dengan Dm
• A pararel dengan Fism
·         ISTILAH DALAM AKOR
·         Akor (Chord), merupakan kumpulan beberapa nada yang dibunyikan secara serentak.
·         Progressive Chord, merupakan putaran akor atau pergerakan dari satu akor ke akor berikutnya dalam rancangan konsep harmoni.
·         Chording, merupakah bunyi intonasi akor penuh pada kelompok musik.
·         Chord Number, merupakan istilah untuk kedudukan akor.
·         Chord Symbol, merupakan Lambang penulisan akor dalam partitur lagu.
·         Close Harmoni, merupakan cara memainkan pergerakan akor dengan memisahkan nada demi nada secara berurutan.
·         Mystic Chord, merupakan rangkaian akor yang berjarak empat notasi.
·         Concord, merupakan bunyi akor yang enak didengar.
·         Transposisi, merupakan perpindahan akor dasar Lagu.
·         Cadence, merupakan pengakhiran jalur akor.
·         Discord, merupakan akor-akor dissonant atau bunyi-bunyi yang tidak enak didengar.
·         Resolusi, merupakan pergerakan akor dari discord menjadi concord.
·         Non Chordal Tone, nmrupakan nada sisipan yang menjadi penghubung di antara 2 akor yang dimainkan.
·         Arpeggio, merupakan teknik memainkan nada secara berurutan.
·         Augmented, merupakan pengembangan jarak dalam satu interval.
·         Diminished, merupakan pengurangan jarak nada.
·         Perfect Cadence, merupakan pengakhiran akor Lagu dari dominan ke tonik (full close).
·         Imperfect Cadence, merupakan pengakhiran akor Lagu dari tonik ke dominan (half close).
·         Phirygian Cadence, merupakan pengakhiran akor lagu yang jatuh pada tonik diakhiri oleh nada ke-3 dalam akor.
·         Interrupted Cadence, merupakan pengakhiran akor Lagu yang terputus dari dominan ke subdominan sebagai substitusi mencapai tonik.
·         Tierce De Picardie, merupakan pengakhiran akor lagu dari minor menjadi mayor.